Kepada yang tercinta,
Kekasihku di Melbourne
Hai kekasih, senja dan segar senyummu di kota ini tak lagi nyata. Tak lagi ada alasan untukku tersenyum di kota peraduan tempat kita pernah berbagi cinta. Kekasih, kau berjanji akan cepat kembali satu tahun saat sebelum akhirnya kau pergi meninggalkanku di kota kenangan ini. Tapi, nyatanya sosokmu justru mengabur meninggalkan hatiku kini yang tinggal sepi. Hampir ganjil 5 tahun kau tak dapat lagi kuhubungi. Bahkan kabarmu bagaimana pun aku tak ketahui. Pedih apa yang kau sembunyikan dariku? Atau bahagia lain apa yang sengaja kau simpan agar tak menyakitiku?
Apakah surat-suratku untukmu selalu sampai? Apakah kau membacanya? Atau justru kau timbun hanya untuk kemudian dibakar karena ada hati baru di sana yang mesti kau jaga? Ribuan tanya sibuk di kepalaku tentangmu. Ajarkan padaku caranya berbaik sangka, jika kau saja justru lenyap pada setiap tahun-tahun pergantian tanpa mengirimkan sepatah kata.
Kalau orang lain bilang bahwa “waktu pasti akan menjawabnya”, aku menolak. Karena jika demikian, berarti aku harus menunggu lagi hingga busuk karena waktu tidak akan ada habisnya untuk ditunggu. Waktu tidak menjawab, tapi penjelasanmu adalah jawaban itu. Kekasih, Sebentar saja, berilah ruang untuk menjawab penantianku selama ini yang tidak pernah kau balas.
Yogyakarta, 7 Maret 2019
“Surat Untuk Kekasih” sudah dibukukan bersama penulis lain dan ikut serta tergabung dalam Antologi Kumpulan Surat bertema Bebas dengan judul “Kiriman” oleh Puspamala Pustaka.
Jika ingin membeli bukunya, dapat melihat cek informasi terkait melalui Instagram: @puspamalapustaka dan membelinya melalui webstore Ellunar Publisher melalui kontal Website: Ellunar Publisher Website.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar