Postingan Rekomendasi

Tentang Penulis

Hai! Salam kenal kepada yang telah menyempatkan diri untuk membaca tulisan-tulisan random ini. Haricahayabulan merupakan nama pena saya. ...

Selasa, 21 Mei 2024

"Petjah" Karya Oda Sekar Ayu

 

Petjah

Skor 4.8/5

 

Judul Buku                  : Petjah

Pengarang                   : Oda Sekar Ayu

Jumlah Halaman          : 314 halaman

Penerbit                       : Elex Media Komputindo

Tahun Terbit                : 2017

 

Blurb:

            Nadhira menyayangi Dimas, tetapi Dimas membenci Nadhira. Semesta menyayangi Nadhira dan memberinya satu permintaan untuk dikabulkan. Nadhira meminta Dima beserta hatinya. Permintaannya pun dikabulkan semesta.

            Kemudian hadir satu orang lagi dalam permainan ini, Biru. Biru menyayangi Nadhira, namun bisakah Nadhira menyayangi Biru?

            Satu dari seribu, aku mau kamu. Adalah puisi hati Nadhira untuk cinta pertamanya.

            Satu dari seribu, memang harus kamu. Adalah sepenggal puisi harapan Biru untuk masa depannya.

            Semesta mempermainkan Nadhira dan membuat hidupnya petjah.

 

Resensi:

            Novel ini bercerita tentang seorang Nadhira Amira yang naksir berat dengan Dimas Baron, tapi cowok itu membenci Nadhira. Awalnya Nadhira juga setidak suka itu dengan Dimas. Dulu mereka bersekolah di SMP yang berbeda dan selalu menjadi saingan di perlombaan. Nama Dimas Baron sangat terkenal di sekolah Nadhira, terutama karena dia selalu berhasil mengalahkan tim-tim lomba sekolahnya.

            Namun, semenjak saat Nadhira masuk SMA dan namanya tercantum di atas nama Dimas, Nadhira begitu senang hingga berteriak, “YES! Nilai gue di atasnya Dimas!” hingga baru sadar kalau ada kakak Dimas di belakangnya. Mungkin semenjak itu kakak Dimas menceritakannya pada Dimas sehingga cowok itu membenci Nadhira.

            Dimas tidak pernah bersikap baik padanya sejak masuk SMA. Sampai akhirnya mereka bertemu di kelas CIBI akselerasi. Dia tidak pernah tersenyum pada Nadhira dan tidak pernah berbicara padanya. Dimas adalah Dimas yang jahat kepada Nadhira, tapi menjadi Dimas penuh kelakar jika bersama orang lain. Sakit kan? Banget.

            Di sekolah Nadhira, tawuran sudah merupakan hal yang biasa. Di sekolah pun banyak siswa yang berkelahi. Nadhira hampir ketiban pot bunga dari lantai atas kalau saja Dimas tidak meneriakinya dan menyelamatkannya. Itu pertama kalinya Dimas berbicara dengan Nadhira.

            Hingga suatu ketika hujan mengguyur bumi. Saat Nadhira turun dari mobilnya, dia berjalan pelan-pelan dan hujan-hujanan menuju kelas dari parkiran. Namun, tiba-tiba ada seorang cowok kelas agit atau tiga yang memayunginya. Ternyata cowok kelas tiga itu adalah pentolan gengnya sekolah. Agitnya para agit angkatan ini, anak kelas dua belas yang paling ditakuti, Ambrosius Biru.

            Pertemunnya dengan Biru bukan hanya sebuah kebetulan sebentar. Nadhira dan Biru bertemu lagi dan lagi. Hingga suatu ketika ban mobil Nadhira kempes membuat ia bingung harus bagaimana memperbaikinya dan datanglah Dimas menolongnya.

            Di saat Nadhira berusaha menapatkan hati Dimas, di sisi lain Biru mendekati Nadhira. Nadhira sempat membuat puisi yang penggalannya berbunyi, “Satu dari seribu, aku mau kamu.” Itu ditujukan dari Nadhira untuk Dimas. Semesta mengabulkan permintaannya, Dimas dan Nadhira akhirnya berpcaran.

            Banyak kisah konyol, menggemaskan, dan romantis antara Dimas dan Nadhira yang bisa membuat kita senyum-senyum dan tertawa ngakak dari awal pendekatan sampai berpacaran. Sisi lain, Biru membuat sebuah puisi yang penggalannya ia tujukan untuk Nadhira. Penggalan puisi itu berbunyi, “Satu dari seribu, memang harus kamu.” Apakah Biru bisa mendapatkan hati Nadhira yang sudah cinta mati dengan Dimas?

            Novel ini sangat seru untuk dibaca karena tidak membosankan sama sekali. Kita dibawa untuk melihat diksi-diksi menarik, puisi, kisah konyol dan manisnya Nadhira dengan Dimas dan kisah plot twist dari Biru.

            Novel yang disuguhkan dengan aroma sastra ringan beserta puisi-puisi indahnya, Kak Oda Sekar Ayu dengan segala perpaduan pemikiran-pemikiran idealisme, sosial, dan sains, mampu menciptakan novel “Petjah” dengan penuturan ringan dan magis.

            Untuk genre teen fiction, buku ini saya rasa pantas untuk dibaca usia remaja, sebab buku ini tidaklah selalu fokus urusan cumbu belaka dan baper-baper yang kurang penting seperti novel genre sama pada umumnya. Ada khasus remaja yang memang patut dilirik untuk dihentikan dan Kak Oda mampu menyelesaikan perkara yang ada di dalam novelnya secara bijak.

            Terima kasih kepada Kak Oda Sekar Ayu atas sajian bacaan serta puisi-puisi hangat dan senikmat mug isi cokelat milik Nadhira, seteduh payung milik Biru, dan seunik pemikiran Einstein dalam pemikiran Dimas. Kalian nggak bakal nyesel baca novel “Petjah”! Sangat-sangat direkomendasikan karena novel ini diceritakan dengan begitu cerdas. Penulisnya pun ramah. Kabarnya novel ini akan difilmkan. Saya sangat senang mendengarnya. Ini novel favoritku banget yang sering aku ulang-ulang buat baca.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar